Minggu, 25 Februari 2018

Strategi Pendidikan Islam di Era Globalisasi



Strategi Pendidikan di Era Globalisasi
Oleh : Retno Puspitasary

Mengenal Era Globalisasi

Hubungan sosial merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi perkembangan motorik dan sensorik otak untuk merespon beragam impuls informasi, perintah dan timbal balik setiap individu. Tanpa adanya hubungan sosial antar sesama, mustahil kita dapat bertukar informasi antar sesama insan. Pengaruh hubungan sosial ini lah yang memberikan peranan besar di Era Globalisasi dan mengantarkan kita mengenali beragam budaya, bahasa, sains, teknologi, ilmu pengetahuan dan pendidikan. 

Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari hubungan sosial menyebabkan efek domino atas setiap informasi yang dilontarkan antara satu insan kepada insan lainnya dengan cepat. Terlebih dengan kecanggihan teknologi yang dilengkapi beragam fitur dan aplikasi yang menggaduhkan generasi milenial saat ini. Kemudahan – kemudahan ini juga yang menjadi salah satu dampak dari Era Globalisasi. 

Era Globalisasi, meskipun tidak ada pengertian tunggal dalam menjelaskan apa itu globalisasi, tetapi paling tidak secara terminogi kata globalisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang mendunia. Kata globalisasi berawal dari kata globe yang artinya dunia dan global berati sedunia(1).
Era Globalisasi pun memiliki dampak positif dan negatif bagi setiap individu. Tak dapat dipungkiri bahwa dampak positif dari era ini memberikan hidup mudah, nyaman, murah, indah dan maju. Sementara dampak negatifnya yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan(2)

Pendidikan di Era Globalisasi

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu paling penting untuk menilai kualitas sebuah bangsa. Oleh karena itu, setiap insan negeri harus memiliki pendidikan yang memadai untuk memajukan Indonesia. Sayangnya ikhtiar untuk memberikan kualitas pendidikan yang berkualitas bagi setiap insan negeri pada era globalisasi ditandai oleh ambivalensi atau kebingungan. Karena ingin mengejar ketertinggalan untuk menyamai kualitas pendidikan Internasional, kenyataannya Indonesia belum siap untuk mencapai kualitas tersebut. Padahal kalau tidak ikut arus globalisasi ini Indonesia akan semakin tertinggal(3).

Salah satu imbas dari ambivalensi dalam bidang pendidikan meliputi isi pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan dan sebagainya yang berpengaruh besar terhadap kurikulum yang disampaikan para guru. Hal ini lah yang membuat para tenaga pengajar kebingungan(4)

Kehadiran globalisasi merupakan tantangan besar bagi dunia pendidikan. Beberapa tantangan tersebut menurut Khaerudin Kurniawan (1999) diantaranya:
1.  
     Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana meningkatkan produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan (continuing development).

2. Tantangan untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat tradisional-agraris ke masyarakat modern-industrial dan informasi-komunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan kualitas kehidupan SDM.
3. 
          Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4     Tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di bidang Iptek, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan ekonomi (5).

Islam di Era Globalisasi
Kemudahan penyebaan informasi di era globalisasi merupakan salah satu keuntungan agama islam dalam menyebarkan ajaran-ajaran Rasulullah Shollahua’laihi wa sallam yang berpedoman kepada Al-quran dan hadis.

Penyebaran berbagai ensiklopedia islam berupa tampilan audio visual, visual dan tulisan tentunya semakin mempermudah berbagai kalangan untuk lebih mengenal islam. Namun, berbagai kemudahan di era tersebut pun memiliki kerentanan akan tersebarnya ilmu-ilmu yang tidak sesuai dengan aturan norma dan moral islam yang justru belakangan ini membiaskan ilmu-ilmu islam yang tidak sesuai dengan al-quran dan hadis kepada masyarakat awam yang belum mengenal islam melalui media digital. 

Lebih parahnya, karena kemudahan teknologi tersebut sebagian kalangan enggan untuk hadir secara fisik di berbagai kajian islam. Memang, media digital telah mampu memberikan ilmu pengetahuan kepada mereka. Namun, akan jauh lebih baik jika diimbangi dengan kehadiran secara fisik di kajian dan berdiskusi dengan para ulama. 

Fenomena pembiasan ini lah yang menyebabkan timbulnya islamphobia di tengah – tengah masyarakat non muslim, baik di dalam maupun di luar negeri. Era ini juga yang menantang para generasi islam milenial, klasik dan pertengahan untuk bahu membahu beradaptasi membuat inovasi-inovasi baru dalam penyebaran serta pendidikan islam yang digandrungi anak anak sejak dini dan masyarakat luas. 

Strategi Pendidikan Islam di Era Globalisasi

Sebagai salah satu upaya memberikan pendidikan islam kepada generasi muda, tentunya dibutuhkan inovasi dan strategi-strategi untuk meminimalisir pengaruh negatif di tengah tantangan era globalisasi. Beberapa strategi tersebut diantaranya:

1.    Mengusahakan nilai – nilai islam dalam pendidikan islam menjadi ketentuan standar atau baku bagi pengembangan moral atau akhlak masyarakat(6). Namun, sebagai bentuk inovasi cara penyampaian di era globalisasi , diwajibkan kepada setiap siswa untuk mengikuti kegiatan rohani islam dan sosial kemasyarakatan dengan sinergi bersama lembaga sosial kemanusiaan untuk pembentukan karakter siswa dan menanamkan nilai-nilai sosial kepada mereka.

2.   Mengusahakan peran pendidikan islam mengembangkan moral atau akhlak peserta didik sebagai dasar pertimbangan dan pengendalian tingkah lakunya dalam menghadapi norma sekuler(7).  Setiap peserta didik tentunya memiliki kecerdasan emosional dan spiritual masing-masing. Oleh karena itu, sebagai salah satu wujud mengasah kecerdasan tersebut, sebaiknya para peserta didik dipandu untuk mengembangkan potensi dan mengaplikasikannya ke masyarakat agar mereka tak salah tempat dalam meluapkan potensinya. 

3.   Mengusahakan norma Islam mampu menjadi pengendali kehidupan pribadi dalam menghadapi goncangan hidup dalam era globalisasi ini sehingga para peserta didik mampu menjadi sumber daya insani yang berkualitas atau bermutu (8).

4.    Mengusahakan nilai-nilai Islami dapat menjadi pengikat hidup bersama dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam yang kokoh dengan tetap memperhatikan lingkup kepentingan bangsa(9). Salah satu upaya untuk mewujudkan generasi pemersatu bangsa yaitu dengan memberikan edukasi kepada peserta didik mendakwahkan ajaran islam dengan bahasa yang lebih ringan. Sementara bentuk edukasi kepada masyarakat awam yang belum mengenal islam yaitu dengan memberikan edukasi kepada mereka secara langsung melalui perbuatan perbuatan kita, bukan dengan menceramahinya.


5.  Mengusahakan hilangnya sifat ambivalensi pendidikan Islam agar tidak timbul pandangan yang dikotomis, yakni pandangan yang memisahkan secara tajam antara tujuan ilmu dan agama, sementara ilmu merupakan alat yang utama dalam menjangkau kebenaran yang menjadi tujuan agama(10). Berbagai ilmu di seluruh alam sejatinya telah tertulisa dalam al-quran dan hadits. Oleh karena itu, dalam penyampaian materi ilmu pengetahuan akan jauh lebih baik jika menyisipkan penggalan penggalan kalam Allah dalam penyampaiannya. Tujuannya, agar peserta didik dapat lebih mencintai alam semesta, al-quran dan hadis.

Kesimpulan

Era Globalisasi pun memiliki dampak positif dan negatif bagi setiap individu. Tak dapat dipungkiri bahwa dampak positif dari era ini memberikan hidup mudah, nyaman, murah, indah dan maju. Sementara dampak negatifnya yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan. 

Salah satu imbas dari era globalisasi yaitu terjadinya ambivalensi seperti isi pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan dan sebagainya. Salah satu aspek yang amat besar pengaruhnya adalah kurikulum yang fleksibel. 

Tentunya tantangan tersebut membutuhkan inovasi dan strategi untuk meminimalisir pengaruh negatif di tengah era globalisasi, karena tanpa adanya inovasi dapat dipastikan pendidikan islam di Indonesia akan mengalami perlambatan dan ketertinggalan yang semakin jauh. 


Daftar Pustaka

IAIN Sunan Ampel, Tim Dosen. “Strategi Pendidikan Islam”. http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8720-strategi-pendidikan-islam.html.  (diakses tanggal 26 Januari 2018). (6)(7)(8)(9)(10)
Azan, Khairul. “Tantangan Pendidikan di Era Globalisasai”. https://www.kompasiana.com/khairulazan130320/59dc880e3f8bf43be42512e2/tantangan-pendidikan-di-era-globalisasi. (diakses tanggal 26 Januari 2018).(5)
Andriani, Rini. “Pengaruh dan Dampak Globalisasi”. https://www.membumikanpendidikan.com/2015/01/pengaruh-dan-dampak-globalisasi.html?m=1. (diakses tanggal 26 Januari 2018). (4)(3)
(Internet).  www.google.com. (1) (2)













Tidak ada komentar:

Posting Komentar