Minggu, 25 Februari 2018

Uji Adrenalin di HPSN 2018



Matahari baru saja naik sepenggalan ketika para pegiat lingkungan berkumpul di kolong jembatan Grand Depok City. Sebut saja sapaan akrab tempat ini “ Basecamp Komunitas Ciliwung Depok”. Hari ini, tempat tersebut memang tidak seperti biasanya yang hanya diwarnai gemericik air Sungai Ciliwung, keindahan mural dari anak-anak kreatif dan musholla yang dibuat dari saung bambu. Wajar saja, karena hari ini beragam komunitas di kota Depok bersinergi dalam kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di sini.



“Wow, ko bisa sampah ini sampai ke atas pohon?” ungkap salah seorang relawan HPSN di sela - sela aksinya memungut sampah di daerah sayap kanan dari titik kumpul upacara.
“Itu, karena banjir kemarin pak, makanya bisa sampai ke atas sana,” sambut relawan wanita HPSN dari Komunitas Pendaki Gunung. 

Penuh dan sesak oleh sampah, seperti itu lah salah satu potret pohon loa yang kami temui saat HPSN 2018. Jika saja ia dapat berbicara, mungkin ia telah berteriak atau meminta tolong kepada setiap manusia untuk memudahkannya bernafas dan membebaskannya dari beragam sampah yang menggelantung. Beruntung pohon ini dapat bertahan dan tidak tumbang karena banyaknya sampah yang bertengger.



Setelah sedikit demi sedikit kelompok kami membersihkan wilayah di bawah pohon bambu yang tak jauh dari pohon loa dari beragam sampah yang sudah bertahun-tahun . Seorang pria nekad memanjat pohon loa yang letaknya tepat di atas Sungai Ciliwung dan membersihkan sampah-sampah di atasnya, tanpa menggunakan pelampung. Belakangan, saya baru tahu ternyata ia tidak bisa berenang.
Melihat aksi heroik tersebut, tentu saja mengundang perhatian puluhan pasang mata relawan yang melewati wilayah kelompok kami dan masyarakat yang melihat dari atas jembatan. “Yah, elah dia berulah lagi. Ati ati bang elu kan gak bisa renang,” imbuh karibnya di tengah-tengah aksi.  Tentunya aksi tersebut  bukanlah sebuah pencitraan beliau. Karena kami  yang berada di sini, datang dengan hati. Bayaran mereka adalah sebuah kepuasan ketika melihat lingkungan sekitar menjadi bersih dan semakin banyak masyarakat yang teredukasi.

Kepedulian memang terkadang dapat memunculkan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin salah satunya keberanian beliau.  Aktifnya hormon adrenalin dalam tubuh merupakan salah satu bentuk kekuasaan  Allah SWT yang mendorong ia dapat melakukan uji adrenalin tersebut dan mengetuk pintu hati relawan rescue dan PMI untuk memberikannya pelampung demi keselamatan beliau.

Beberapa jam setelah mereka membersihkan sampah di sekitar pohon loa, rupanya pohon tersebut memberikan mereka hadiah. Tentu saja, pohon loa  tidak berbicara langsung kepada mereka. Tetapi, dia menyampaikannya kepada Allah lewat Ibu Islamaladewi untuk memetik buah di pohon tersebut.  


“Sudah pernah makan buah ini?” tanya seorang relawan yang usainya sudah sekitar 40 tahun kepada Puspa dan Betty selaku Relawan Depok Clean Action. Sementara yang ditanya hanya menggeleng.
“Sini-sini coba buah ini. Ini bisa dimakan,” ajaknya.
“Kalau kamu sedang berada di hutan dan tidak ada makanan, kamu harus tahu makanan yang bisa di makan. Salah satunya buah ini,” jelas Ibu Islamadewi selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
“Buah ini bagus juga untuk kesehatan. Buahnya bisa dijadikan obat paru-paru. Getahnya pun bisa dijadikan obat. Sayangnya, masyarakat sekarang jarang ada yang tahu. Kalaupun bilang ke dokter, mereka bilang harus uji klinis dulu. Padahal, nenek moyang kita dulu sudah mengujinya terlebih dahulu,” jelas relawan pria lainnya.

Sementara itu, setelah pengarah tersebut Ibu Islamadewi dan beberapa relawan pun menikmati buah loa. Menurut Betty yang baru pertama kali memakannya memang terasa aneh. Rasa buahnya yang memang masih muda itu agak sepat dan hambar. Tetapi, sebenarnya kalau sudah berwarna merah rasanya akan manis.   

Kegiatan HPSN hari ini, seolah mengajarkan kita. Bahwa, terkadang manusia itu lupa untuk menjaga alam. Padahal alam telah memberikan kita beragam kenikmatan dan kesembuhan darinya. Tetapi, semua kembali lagi kepada kita mau menjaganya atau merusak dan menjadi salah satu penyebab bencana didalamnya. Mari terus menjaga dan lestarikan alam, karena mereka adalah sumber kehidupan.

Retno Puspitasary

  




1 komentar: